Asma Blaster |
Bagaimana pengobatan barat mengatasi asma?
Berbagai obat dipasaran juga banyak digunakan para pasien asma. Obat asma pada dasarnya terdiri dari dua jenis, yaitu pelega (reliever) dan pengontrol (controler). Kerja obat pelega (reliever) adalah membuat saluran napas yang menyempit menjadi terbuka lebar kembali. Obat pelega disebut juga bronkodilator. Ketika saluran napas menyempit, pasien asma mengeluh sesak. Bila diberi obat pelega, saluran napasnya membuka sehingga tidak sesak lagi. Akan tetapi, bila ada rangsangan dikemudian hari akan sesak lagi dan tentu saja juga perlu obat pelega lagi. Demikian seterusnya. Obat pengontrol bertujuan agar saluran napas tidak menyempit bila ada rangsangan tertentu. Obat pengontrol juga bekerja sebagai anti peradangan (antiinflamasi). Sayangnya obat pengontrol ini mungkin harus dipakai setiap hari, ada atau tidak adanya serangan dalam jangka waktu lama, dapat bertahun-tahun.
Masing-masing golongan obat di atas dijual dalam berbagai merk dagang dipasaran. Sebagian dapat dibeli bebas, umumnya yang bersifat pelega dan sebagian lagi harus dengan resep dokter. Obat-obat asma ini dapat diberikan dalan bentuk diminum, disuntikkan atau juga disemprot/dihisap (inhalasi).
Perlu diketahui bahwa cara pemberian obat asma yang baik
adalah dengan disemprotkan/dihisap (inhalasi) langsung kesaluran napas, apalagi
untuk pemberian jangka panjang.
Ada beberapa alasan
yang mendasarinya.
Pertama,
obat yang disemprotkan/dihisap akan masuk langsung kesaluran napas, jadi efeknya
lebih cepat.
Kedua, karena masuknya langsung kesaluran
napas, dosisnya bisa lebih kecil untuk mendapatkan efek yang
baik.
Ketiga, efek samping obat yang disemprotkan/dhisap
akan lebih kecil daripada obat yang diminum.
Obat yang diminum akan
masuk dulu ke perut, lalu diserap pembuluh darah, serta baru diedarkan ke
seluruh tubuh dan sebagian ke saluran napas sehingga dosinya perlu lebih tinggi,
efeknya lebih lambat namun efek sampingnya lebih tinggi.
Apa kendala pengobatan modern dalam mengatasi asma?
Penanganan asma dengan pendekatan pengobatan modern masih ada beberapa kendala. Hingga kin, belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan asma. Penelitian terus dilakukan untuk mendapatkan obat baru.
Kendala pertama adalah pengobatan modern bersifat
menghilangkan gejala, bukan mengobati. Oleh karena itu penanganan
tersebut harus dilakukan secara kontinyu, membuat ketergantungan dan memakan
biaya yang sangat besar. Data terakhir menunjukan, baiaya penanganan asma lebih
besar daripada biaya penanganan AIDS yang digabungkan dengan
TBC.
Kendala kedua adalah efek samping yang muncul, seperti denyut
jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan lain sebagainya. Efek
samping ini bisa muncul ketika penderita asma menggunakan brokodlator (reliever)
yang berfungsi untuk merangsang pelebaran saluran udara dengan reseptor
beta-adrenergik. Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk
mengurangi asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan asma
yang mungkin dipicu oleh olahraga. Sayangnya bronkodilator yang bekerja pada
semua reseptor beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping
berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan trmor (gemetar)
otot.
Kendala lain adalah efek obat yang hanya berlangsung
sementara. Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit,
tetapi efeknya hanya berlangsung 4-6 jam.
Belakangan ini peneliti mencari penanganan lain untuk asma yang
bersifat mengobati melalui terapi imunologi. Terapi ini dapat memicu sistem
pertahanan tubuh untuk melawan timbulnya suatu penyakit. Pendekatan ini
sebenarnya merupakan pendekatan yang sudah dilakukan dalam pengobatan Cina
kuno.
Bagaimana pendekatan pengobatan timur
dalam mengatasi asma?
Ada beberapa catatan yang memdekan pendekatan pengobatan barat dan pengobatan barat. Pengobatan Timur menyakini bahwa setiap penyakit ada obatnya dan sudah tersedia di alam, sehingga pengobatan timur khususnya pengobatan cina tidak mengatakan tidak ada obat tapi belum ditem ukan herbal atau nutri yang tepat atau terapi yang tepat. Selain ini pengobatan cina menyakini bahwa setiap penyakit muncul apabila ada ketidakharmonisan tubuh dengan alam, karena itu menciptakan keseimbangan pada tubuh pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan yang pada akhirnya bisa membantu mengatasi penyakit.
Pada penyakit asma, pengobatan metode timur memandang asma bukan sekedar menangani penyempitan saluran nafas tetapi ada sesuatu dibalik penyempitan nafas. Jika pengobatan barat berpikir bagaimana membuat saluran yang menyempit tersebut kembali melonggar, maka pengobatan metode timur bertanya lebih dalam kenapa sampai menyempit, padahal seharusnya tidak menyempit ?
Ketika pengobatan barat meneliti obat untuk melonggarkan saluran nafas yang menyempit, pengobatan cina berusaha mencari cara untuk menyeimbangkan paru-paru agar tidak menyempit lagi, jika ada rangsangan yang menyebabkan asma, karena rangsangan tersebut buat orang normal tidak menyebabkan sesak napas.
Selain itu pengobatan cina berusaha menormalkan sistem imunitas tubuh, karena salah satu pemicu asma adalah sistem imunitas yang berlebihan merespon rangsangan tertentu.
Sebenarnya bisa saja kita mengkombinasikan kedua pendekatan barat dan timur, karena keduanya punya kelebihan. Kelebihan pengobatan barat adalah cepat dirasakan manfaatnya, instan sehingga bisa mengatasi masalah emergency. Hanya sayangnya pendekatan ini tidak menyembuhkan secara esensial, sehingga akan muncul lagi dan muncul lagi. Sedangkan pengobatan Cina memungkinkan memberi pemulihan yang esensial sehingga hasilnya lebih permanen bukan sementara, hanya saja terkadang memakan waktu lebih lama dan juga tergantung kondisi tubuh meresponnnya.
Jika ingin mengkombinasikan keduannya, maka pada tahap awal selalu siap sedia obat pereda asma dari dokter dan di sisi lain mulai terapi dengan pengobatan timur. Jika semakin jarang obat terpakai semakin baik, jika tidak pernah muncul lagi artinya kita sudah tidak tergantung obat.